MY HOLIDAY TAHUN 2025💫✨️

 

🪄My Holiday, My Story: Pengabdian Masyarakat Bersama Semadiksi UNUSA✨️

“Berdampak bersama, dikenang selamanya – we are in VOLUNTEER SEMADIKSI UNUSA."

Abstrak

Liburan tahun 2025 penulis diisi dengan mengikuti Pengabdian Masyarakat “Peduli Desa Batch 1” oleh SEMADIKSI UNUSA di Dusun Tanjung Sari, Kali Alo, dan Tegal Sari, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Kegiatan ini bertujuan keluar dari zona nyaman, menambah pengalaman, serta menjawab persoalan desa seperti keterbatasan air bersih, minim pencahayaan, dan rendahnya akses pendidikan serta ekonomi.

Program dilaksanakan melalui empat pilar utama: kesehatan (edukasi hipertensi, diabetes, imunisasi), pendidikan (pojok baca, pengajaran SD dan TPQ), ekonomi (expo beasiswa, bazar baju bekas, host live), dan lingkungan (tempat sampah atau bank sampah).

Kegiatan ini memberi dampak bagi masyarakat serta meninggalkan kesan mendalam bagi relawan, sesuai semangat “Berdampak bersama, dikenang selamanya.”

Kata kunci: Pengabdian masyarakat, SEMADIKSI, kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan.

Abstract

The author’s 2025 holiday was spent participating in the Community Service Program “Peduli Desa Batch 1” organized by SEMADIKSI UNUSA in Tanjung Sari, Kali Alo, and Tegal Sari, Jabon District, Sidoarjo. This program aimed to step out of the comfort zone, gain new experiences, and address village issues such as limited access to clean water, insufficient lighting, and low access to education and economy.

The program was implemented through four main pillars: health (education on hypertension, diabetes, immunization), education (reading corner, teaching at elementary schools and TPQ), economy (scholarship expo, second-hand clothing bazaar, hosting live events), and environment (waste bins or waste banks).

This activity provided tangible benefits to the community and left a lasting impression on the volunteers, in line with the spirit of “Impact together, remembered forever.”

Keywords: Community service, SEMADIKSI, health, education, economy, environment

 ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆

“Memangnya seru yaa ikut volunteer pengabdian masyarakat?”

Seru banget!  Tapi keseruan yang saya rasain bukan kayak liburan ke tempat wisata atau main bareng teman, melainkan seru karena bisa merasakan pengalaman baru yang jarang banget ditemuin di kehidupan sehari-hari.

Selama ikut volunteer, saya bisa:

  • Ketemu orang-orang baru dengan karakter yang beragam, baik dari sesama relawan maupun warga desa. Rasanya seperti punya keluarga baru.
  • Belajar hal-hal nyata langsung dari masyarakat, misalnya tentang bagaimana mereka hidup dengan keterbatasan air bersih, atau semangat anak-anak belajar meski fasilitas terbatas.
  • Ngasih dampak nyata walau kecil, kayak ngajarin anak-anak, bantu edukasi kesehatan, sampai bikin bank sampah. Melihat mereka senang itu bikin hati puas banget.
  • Keluar dari zona nyaman, karena aku harus adaptasi sama kondisi yang sederhana, jauh dari kenyamanan kota. Justru di situ aku merasa lebih kuat dan lebih peduli.

Jadi, serunya bukan cuma soal kegiatan, tapi juga soal rasa kebersamaan, pengalaman hidup, dan perasaan bangga karena bisa bermanfaat buat orang lain. Itu yang bikin pengabdian masyarakat punya kesan mendalam dan beda dari kegiatan biasa. ✨

⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆

"Alasan Saya Mengikuti Volunteer Pengabdian Masyarakat"

Setiap orang pasti memiliki cara berbeda dalam menghabiskan waktu liburan. Ada yang memilih beristirahat di rumah, ada yang berlibur ke tempat wisata, bahkan ada yang mengisi waktu dengan bekerja paruh waktu. Namun, saya memilih sesuatu yang berbeda: mengikuti kegiatan volunteer pengabdian masyarakat.

Mengapa? Karena saya merasa liburan bukan hanya sekadar tentang bersenang-senang, melainkan tentang bagaimana saya bisa menjadikannya momen untuk belajar, bertumbuh, dan memberi makna.

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusan saya ini:

1. Keluar dari Zona Nyaman

Selama ini saya merasa terlalu nyaman dengan kehidupan sehari-hari. Bangun pagi, pergi kuliah, bertemu teman, pulang, lalu kembali lagi dengan rutinitas yang sama. Semua berjalan baik-baik saja, tetapi juga terasa datar. Saya ingin sesuatu yang menantang, sesuatu yang membuat saya benar-benar merasakan kehidupan di luar kebiasaan saya.

Dengan mengikuti pengabdian masyarakat, saya tahu saya akan dihadapkan pada hal-hal baru: tinggal di desa dengan segala keterbatasannya, berinteraksi dengan masyarakat yang belum pernah saya kenal sebelumnya, serta menghadapi situasi yang jauh berbeda dengan kehidupan di kota.

2. Menambah Pengalaman Nyata

Saya percaya bahwa ilmu tidak hanya datang dari bangku kuliah, tetapi juga dari pengalaman langsung. Selama ini saya sering membaca teori tentang kesehatan, pendidikan, ekonomi, atau lingkungan. Namun, saya ingin melihat kenyataan sebenarnya: bagaimana masyarakat di pedesaan menghadapi persoalan sehari-hari, bagaimana mereka bertahan dengan keterbatasan, dan bagaimana kami bisa berkontribusi membantu mereka.

Saya yakin pengalaman ini akan memperluas sudut pandang saya, membuat saya lebih peka, dan menambah wawasan yang tidak bisa saya dapatkan hanya dengan membaca atau mendengar cerita orang lain.

3. Belajar Hidup Sederhana dan Bersyukur

Salah satu alasan terbesar saya ikut volunteer adalah untuk belajar hidup sederhana. Selama ini saya terbiasa dengan fasilitas yang memadai, mulai dari air bersih, listrik, hingga akses transportasi. Namun di desa, semua itu tidak semudah yang saya bayangkan.

Saya ingin merasakan bagaimana rasanya ketika air bersih harus dibeli, ketika malam menjadi gelap karena minim penerangan, dan ketika jalan yang dilalui penuh tantangan. Saya percaya, dari sana saya akan belajar lebih banyak tentang rasa syukur, menghargai hal-hal kecil yang sering saya anggap biasa, tetapi ternyata sangat berharga.

4. Memberi Dampak, Meski Kecil

Saya sadar bahwa apa yang saya lakukan mungkin tidak akan langsung mengubah kehidupan masyarakat desa secara besar-besaran. Tetapi saya percaya, setiap langkah kecil tetap memiliki arti. Edukasi sederhana tentang kesehatan, membantu anak-anak belajar membaca, atau sekadar mengajak mereka tertawa bersama, bisa menjadi pengalaman yang berharga baik untuk mereka maupun untuk saya sendiri.

Saya ingin menjadi bagian dari sesuatu yang memberi dampak, sekecil apa pun itu. Karena bagi saya, hidup bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan, tetapi juga tentang apa yang bisa kita berikan.

5. Menemukan Jati Diri dan Arti Kebersamaan

Alasan lainnya adalah saya ingin lebih mengenal diri saya sendiri. Dengan mengikuti pengabdian, saya bisa melihat sejauh mana saya mampu beradaptasi, sejauh mana saya bisa bekerja sama dengan orang lain, dan sejauh mana saya bisa berkontribusi dengan kemampuan yang saya miliki.

Selain itu, pengabdian masyarakat selalu dilakukan bersama-sama. Artinya, saya akan bertemu dengan teman-teman baru, belajar bekerja dalam tim, saling melengkapi, dan saling mendukung. Kebersamaan seperti ini tidak hanya menciptakan kenangan, tetapi juga membentuk karakter dan jati diri.

Bagi saya, inilah yang membuat liburan tahun 2025 berbeda: liburan yang bukan sekadar tentang bersenang-senang, tetapi tentang menjadi manusia yang lebih peka, lebih peduli, dan lebih bermakna.

 ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ 

Liburan tahun 2025 ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya liburan dilakukan dengan jalan-jalan, berwisata, atau sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah, kali ini saya memilih sesuatu yang jauh berbeda. Saya memutuskan untuk mengikuti program pengabdian masyarakat bersama Volunteer SEMADIKSI UNUSA, forum beasiswa KIPK di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Mengapa saya ikut? Alasannya sederhana, namun bermakna. Saya ingin keluar dari zona nyaman. Saya ingin merasakan bagaimana rasanya benar-benar terjun langsung ke masyarakat, hidup di tengah mereka, mendengarkan cerita mereka, dan bersama-sama melakukan sesuatu yang berdampak. Saya ingin menambah pengalaman yang tidak bisa saya dapatkan hanya dengan duduk di ruang kelas atau sekadar membaca buku.

Program ini diberi nama “PEDULI DESA SEMADIKSI BATCH 1”, yang memiliki slogan: 

“Berdampak bersama, dikenang selamanya – we are in SEMADIKSI UNUSA.”

Kegiatan ini berlokasi di Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Selain itu, cakupan kegiatan juga meliputi Dusun Kali Alo dan Dusun Tegal Sari.

 ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ 

Kondisi Terkait Dusun

Sejak awal kami tiba, saya langsung merasakan perbedaan nyata antara kehidupan kota dengan desa. Di Dusun Tanjung Sari, akses jalan sudah cukup baik, meski tetap jauh dari kata ramai. Namun, ketika masuk ke Dusun Kali Alo dan Dusun Tegal Sari, tantangan baru muncul. Akses jalannya sulit, sempit, dan cukup jauh dari pusat kegiatan.

Yang paling mengejutkan adalah kondisi air bersih dan penerangan malam hari. Kami tidak bisa mendapatkan air bersih dengan mudah. Untuk mandi, kami bahkan harus membeli air bersih. Bagi saya yang terbiasa tinggal di perkotaan dengan keran air mengalir setiap saat, ini adalah pengalaman yang benar-benar membuka mata.

Di malam hari, suasana menjadi sangat sepi dan gelap. Minimnya penerangan membuat warga jarang keluar rumah setelah sore. Ini membuat saya berpikir betapa masih banyak daerah di Indonesia yang belum menikmati fasilitas dasar secara layak.

Secara jumlah rumah, kondisi tiap dusun berbeda-beda:

Dusun Tanjung Sari: ± 80 rumah

Dusun Kali Alo: ± 50 rumah

Dusun Tegal Sari: ± 60 rumah

Meskipun jumlah rumah tidak begitu banyak, tetapi perbedaan akses, pendidikan, dan ekonomi di setiap dusun sangat terasa. Dusun Kali Alo, misalnya, memiliki warga paling sedikit, jalan paling sulit, dan kondisi pendidikan serta ekonomi yang paling memprihatinkan. Sementara Dusun Tegal Sari jumlah warganya lebih banyak, tapi tetap saja masih minim akses pendidikan.

 ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ ────── ⋆⋅☆⋅⋆ 

4 Pilar Pengabdian Masyarakat 

Kegiatan pengabdian ini dirancang dengan empat pilar utama: Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, dan Lingkungan.

1. Pilar Kesehatan

Di pilar kesehatan, kami menyusun tiga kegiatan utama:

  • Edukasi Hipertensi di Dusun Tanjung Sari
  • Edukasi Diabetes Mellitus di Dusun Tegal Sari
  • Imunisasi di Dusun Kali Alo

Kegiatan ini menjadi salah satu momen paling berkesan. Kami tidak hanya memberikan edukasi tentang penyakit, tetapi juga mendengarkan cerita warga mengenai pengalaman mereka. Ada yang mengaku sering sakit kepala dan pusing namun tidak pernah memeriksakan diri, ada juga yang baru tahu tentang pentingnya pola makan untuk mencegah diabetes.

Imunisasi di Dusun Kali Alo juga menjadi pengalaman yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Anak-anak sempat takut disuntik, tetapi dengan pendekatan yang hangat, akhirnya mereka mau. Momen itu membuat saya tersenyum, karena sadar bahwa kesehatan generasi penerus desa sangatlah penting.

2. Pilar Pendidikan

Pendidikan menjadi fokus besar dalam pengabdian ini. Kami percaya bahwa perubahan jangka panjang bisa dimulai dari pendidikan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

  • Pembangunan Pojok Baca di Dusun Tanjung Sari
  • Pengajaran di SDN Kupang 3 (Dusun Tanjung Sari)
  • Pengajaran di SDN Kupang 4 (Dusun Kali Alo)
  • Pengajaran TPQ di Dusun Tanjung Sari

Mengajar di sekolah dasar benar-benar memberi kesan mendalam. Anak-anak desa begitu antusias, meskipun fasilitas belajar mereka sangat terbatas. Di SDN Kupang 4 yang berada di Dusun Kali Alo, akses jalannya sulit, tetapi semangat belajar anak-anak membuat rasa lelah itu terbayar.

Saya juga terkesan saat mengajar di TPQ. Anak-anak dengan polosnya melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan itu membuat saya merasa kegiatan ini bukan hanya tentang pendidikan formal, tetapi juga pendidikan spiritual.

3. Pilar Ekonomi

Pilar berikutnya adalah ekonomi. Di sini, kami ingin membantu membuka peluang kecil agar masyarakat bisa merasakan manfaat langsung. Program yang dijalankan antara lain:

  • Kunjungan warga 
  • Expo Beasiswa di Dusun Tegal Sari
  • Host Live di Dusun Kali Alo
  • Bazar Baju Bekas

Expo Beasiswa memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengetahui jalur-jalur beasiswa yang bisa mereka ikuti. Banyak dari mereka yang awalnya tidak tahu sama sekali, kini menjadi lebih bersemangat melanjutkan pendidikan.

Sementara itu, bazar baju bekas mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Baju-baju yang masih layak pakai dijual dengan harga sangat terjangkau, sehingga bisa membantu kebutuhan mereka sekaligus menjadi ajang interaksi sosial yang hangat.

4. Pilar Lingkungan

Terakhir adalah pilar lingkungan, yang kami fokuskan pada pengelolaan sampah. Dua program utama yang kami jalankan adalah:

  • Penyediaan tempat sampah
  • Pembuatan Bank Sampah dengan sistem menabung

Awalnya masyarakat terlihat belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Namun setelah dijelaskan bahwa bank sampah bisa dijadikan tabungan, mereka mulai tertarik. Program ini memberi harapan bahwa kesadaran lingkungan bisa tumbuh pelan-pelan, dimulai dari hal kecil.

Pengalaman Pribadi :

Mengikuti pengabdian masyarakat ini membuat liburan saya menjadi penuh makna. Saya belajar banyak hal:

  • Belajar bersyukur, karena ternyata hal sederhana seperti air bersih dan lampu jalan belum tentu bisa dinikmati semua orang.
  • Belajar peduli, karena masalah kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan di desa adalah masalah kita bersama.
  • Belajar berani keluar dari zona nyaman, karena tidak semua hal bisa kita pahami hanya dari teori di kelas.

Saya juga belajar tentang arti kebersamaan. Selama beberapa hari tinggal di desa, kami merasakan keramahan warga, senyum tulus anak-anak, dan kebersamaan antar volunteer yang saling menguatkan. Rasanya seperti keluarga baru yang tercipta dari semangat yang sama dan memberi dampak yang nyata. 

Penutup

Liburan tahun 2025 ini akan selalu saya kenang sebagai “My Holiday” yang paling berharga. Bukan karena pergi ke tempat wisata, tetapi karena saya bisa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar: membantu masyarakat, meski dalam lingkup kecil.

Pengabdian ini mengajarkan saya bahwa setiap langkah kecil bisa membawa perubahan. Seperti slogan SEMADIKSI:

“Berdampak bersama, dikenang selamanya.”

Dan benar, pengalaman ini akan selalu saya kenang selamanya.

unusa.ac.id

fkk.unusa.ac.id 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Keseruan Brave Unusa ke-4, Mahasiswa Asing Buat Totebag Tie Dye Hingga Hand Printing

Mengapa memilih Prodi D3 Keperawatan